Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Jurnal Pagi: You are Allowed to say No

  I got the feeling of satisfying of happiness. I think I do. But when time flies by, I am realize that there is something wrong. Suddenly one question is popped up on my head, running back and forth, falling down just like rain in the wrong period. It's "Why I feel bad after helping someone? Is it right? I hurt myself instead." I have been observing this, trying to figure it out. And this morning I thought I found the answer. It's because I always say 'yes' when I actually want say 'no'. I'm hurt because my trust has been tarnished little by little.   Last night, I was decided to say 'no' when someone came to me asked if I can lend him some money. Well, actually it's not about the money. It's about my trust. I actually tell him the truth why I couldn't lend him some money. But, I would feel bad to myself when I decided to say 'yes'. Like I said before, I would gonna hurt myself. And  in my opinion that's not kind o...

Jurnal Pagi: Keanehan

 Perasaan aneh atau bisa juga kebingungan menghampiri diri kemarin. Perasaan itu seperti menyelimuti perlahan seluruh tubuhku. Saat terbangun di pagi hari tadi, kurasa rasa aneh itu masih ada.  Ini bermula ketika aku memutuskan untuk berubah. Kuganti kebiasaan lama dengan kebiasaan baru yang kuharap bermanfaat bagi jiwa dan raga.  Saat memulai, sungguh tidak ada rintangan yang berarti. Godaan malas tidak menjadi bola besi yang merantai raga. Barangkali tekadku sudah kokoh hingga tidak ada yang bisa menggoyahkan.  Kebiasaan pertama adalah aku sangat mengurangi konsumen media sosial instagram. Ini untuk mengurangi kecanduan, insecure, anxiety, dan overthinking ku. Kedua, membiasakan diri untuk mandi setelah pulang dari kantor. Tujuannya agar aku bisa tidur nyenyak dan berkualitas sehingga esoknya tidak mengantuk atau merasa kelelahan. Ketiga, membiasakan bangun pukul 4 pagi, dilanjutkan mandi, solat tahajjud dan witir, lalu solat subuh, membaca quran, setelahnya membac...

Pikiran: Kalimat Kuno yang Masih Harus Kita Percaya

 "Alah bisa karena biasa." Saat pertama kali mendengar sebuah kalimat pribahasa tersebut, aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebuah pribahasa dengan makna yang sulit untuk dibantah. Sesuatu akan mudah dikerjakan ketika kita sudah terbiasa mengerjakannya.  Pada suatu waktu belum lama ini, aku memastikan untuk rutin olahraga. Tidak perlu memakan waktu banyak, yang penting bisa berkeringat. Jadi kuputuskan untuk mencari "pelatih" lewat kanal YouTube (omong-omong bicara soal YouTube, media ini sungguh keren. Banyak hal yang bisa kita dapatkan dan pelajari. Menurutku, rugi sekali jika kita tidak bisa memaksimalkan manfaatnya).  Sebenarnya aku bisa saja meluangkan waktu sekitar 30 menit setelah solat subuh untuk pergi keluar rumah, lalu lari pagi. Namun, karena akhir-akhir ini udara sedang dingin-dinginnya, kuputuskan untuk olahraga di rumah saja.  Dengan panduan video di YouTube itu aku mulai beraksi. Aku ikuti setiap gerakan yang dicontohkan sang instruktur. Olahr...

Puisi: Sedang Mencari Apa, Nona?

Sedang mencari apa, Nona?  Bukankah rindu itu telah musnah?  Bukankah telah hilang jejak-jejaknya oleh gerimis dan waktu yang renta?  Sedang mencari apa, Nona?  Ombak yang kau cari telah mendebur suara yang berbeda Langkahmu akan bergerak menuju pantai yang berbeda Sedang mencari apa, Nona?  Pulanglah...  Sebab peranmu telah usai Dia telah merdeka dari jerat kehidupan yang malang -Bogor, pada malam yang dingin, di bulan Juni 20 Juni 2022- Aulia Alver

Jurnal Pagi: Topik yang Bikin Sensitif

Aku tidak tahu kapan tepatnya hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan menjadi sensitif. Ada rasa tidak nyaman, bahkan amarah yang perlahan naik jika dikaitkan dengan diriku.  Pernah dengar seseorang bicara katanya kalau ada orang yang tersinggung karena suatu topik, sebenarnya orang tersebut tengah terluka. Dan tentu saja setiap luka berbeda. Ada yang masih basah, setengah kering, kering, atau sudah tak ada lagi bekas luka di sana. Setiap kondisi luka punya daya tahannya masing-masing. Jika membicarakan luka yang kumiliki, mungkin bisa kukatakan lukanya masih basah, tetapi menuju kering (sebenarnya aku pun tidak yakin apakah benar menuju kering?)  Otakku perlahan mencoba memanggil memorinya. Di mana pertama kali aku terjatuh hingga terluka sebegininya?  Apakah saat perceraian kakakku? Apakah saat orang yang aku sukai tiba-tiba saja mengirimkan surat undangan pernikahan? Apakah keputusan egoisku saat membiarkan orang lain masuk padahal hatiku baru saja patah? Atau, apakah...

Jurnal Pagi: Dunia Kedua

Kebetulan aku belum memilih topik apa yang akan kutulis untuk Jurnal Pagi-ku kali ini. Namun, usai bergantian menyetrika baju dengan Ibu, aku sengaja menonton serial kartun di kanal YouTube yang rutin kutonton di televisi pada hari Minggu sewaktu kecil dulu; Doraemon.  Setelah selesai menonton satu judul, ku beralih ke kartun Chibi Maruko-Chan, yang juga sempat menjadi tontonan rutin semasa kecil dulu. Ku perhatikan gambar-gambar kartun bergerak dengan warna-warna yang menarik pada animasi tersebut . Ada bawang yang memiliki mata dan bisa berjalan, ada buah-buahan yang juga memiliki kondisi serupa, dan lain sebagainya bikin aku senyum-senyum.  Apa yang sedang kutonton ternyata membangkitkan memori masa kecil aku dulu.  Aku pernah ingin masuk ke dunia kartun atau menjadi bagian dari gambar-gambar ilustrasi yang tertera pada buku belajar membaca. Menurutku waktu itu, tampaknya akan seru menjelajahi dunia lain selain dunia yang kutinggali sekarang. Bagaimana, ya, rasanya mem...

Pikiran: Kemewahan

Aku akan membuka tulisan ini dengan pertanyaan "Apa definisi mewah itu?" Sebenarnya aku mendapatkan pertanyaan itu kala sedang menonton sebuah video dari kanal YouTube Her 86m2 dengan judul Simple Luxury.  Katanya, "sometimes luxury has nothing to do with money." Pendapatnya itu tak kuasa aku bantah. Aku meng - iya. Dalam definisiku, kemewahan adalah sesuatu yang istimewa sehingga tidak banyak orang mampu mendapatkannya. Harganya terlalu "mahal" untuk dimiliki. Atau, bisa juga melakukan aktivitas tertentu yang orang lain jarang melakukannya. Kemewahan adalah sesuatu yang jarang. Tetapi, perlu aku sampaikan pendapatku bahwa kemewahan tidak selalu berkaitan dengan uang. Sometimes luxury has nothing to do with money. Pikiranku mengembara pada potret-potret peristiwa yang telah terjadi dalam hidup. Aku memanggil kembali rekaman yang diabadikan oleh otakku tentang hal-hal apa saja yang bagiku mewah. Pertama, kemewahan bagiku ketika menikmati suasana jalan ...

Jurnal Pagi: Luka

Pada suatu waktu, setelah membaca beberapa lembar buku yang sudah lama teronggok di antara tumpukan buku yang menunggu antrean baca, aku terlempar ke dalam diam. Aku duduk termangu menghadap tembok kamar yang bisu.  Tiba-tiba saja aku melihat diriku yang lain, tepat di hadapanku. Seperti ada cermin ukuran besar yang muncul begitu saja. Semakin diperhatikan, semakin terlihat begitu banyak luka lebam di seluruh tubuhku yang malang.  Pada setiap luka itu terdapat rekaman memori tentang dari mana luka itu berasal. Perasaanku menjadi tidak enak. Aku bisa merasakan luka-luka itu. Dari marah, kecewa, patah, gagal, duka.  Kuperhatikan satu per satu sambil merasakan ketidaknyamanannya dalam dada. Rupanya telah lama kuabaikan mereka. Lupa untuk menyembuhkan hingga semua luka itu membusuk. Mungkin indra penciumanku sudah kebal hingga aroma tidak sedap dari lukaku tak mampu terendus.  Bayangan berseliweran di atas kepala menampilkan potongan kisah yang menyebabkan aku terluka. S...

Menjadi Manusia: Sudahkah Kita Siap?

Mendengar pemberitaan kematian Eril yang mendadak membuatku tercenung. Perasaan ini juga kurasakan saat mendengar berita kematian Vannesa Angel dan suami karena kecelakaan.  Kematian adalah keniscayaan bagi makhluk yang bernyawa. Namun, sudahkah kita siap? Sudah sejauh mana dan sebanyak apa perbekalan yang akan kita bawa pulang?  Almarhum Eril pastinya tak akan pernah menyangka bahwa hari itu adalah jadwalnya ia untuk pulang. Dan siapa pun yang telah meninggal pasti tidak akan pernah menyangka sebab kematian adalah rahasia, namun pasti.  Detik ini kita masih bernapas, tetapi belum tentu besok. Hari ini kita masih bisa berhaha-hihi, tetapi belum tentu besok.  Ketakutan meliputi diriku. Bagaimana jika waktuku telah berakhir, dan aku belum siap?  Semoga kita selalu di jalan Yang Kuasa. 

Ulasan Buku: Mind Platter – Bejana Pikiran oleh Najwa Zebian

Pertama kali aku mengetahui Najwa Zebian adalah melalui kanal YouTube TED Talks. Sayangnya aku sudah lupa topik pembicaraannya apa. Yang ada di benak justru sosok Najwa ketika berbicara. Ia mengenakan—kalau tidak salah—pakaian hitam dan kerudung merah. Tubuhnya yang ramping berdiri tegak. Wajah khas timur-tengahnya menatap yakin ke arah audiens. Anggun sekali. Beberapa waktu kemudian aku menemukannya di akun media sosial instagram. Jumlah pengikutnya lumayan banyak. Konten-konten yang diunggahnya banyak disukai orang; kata-kata yang begitu inspiratif jika aku boleh menyimpulkan. Singkat waktu, aku mengetahui bahwa dia memiliki karya-karya yang dibukukan, salah satunya Mind Platter ini yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Bejana Pikiran. Dan dari buku tersebutlah, tepatnya di bagian Tentang Penulis, aku mengetahui sedikit tentang Najwa. Ia adalah seorang perempuan muslim berkebangsaan Lebanon-Kanada. Di usianya yang ke-16 ia tiba di Kanada dengan perasaan yang ...

Menjadi Manusia: Hari Ini Hujan dan Aku Rindu Kamu

Aku bertanya-tanya mengapa hujan tiba-tiba saja turun di bulan Juni. Sewaktu duduk di sekolah dasar dulu, aku pernah menghapal mengenai periode waktu dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Dari bulan April hingga Oktober adalah musim kemarau, dan Oktober ke April adalah musim hujan. Kalau merujuk ke hal yang kuhafal dari buku, jelas hujan bulan Juni memberi isyarat bahwa Bumi sedang aneh. Bumi sedang tidak baik-baik saja. Perubahan iklim jelas sedang terjadi. Setidaknya begitu kesimpulanku. Mungkin kamu juga setuju. Sebenarnya aku menyukai hujan. Hanya saja aku memilih untuk tetap berlindung agar tidak kebasahan. Pasalnya kalau aku main hujan, apa kabar dengan barang-barang elektronik yang sedang kubawa? Sore ini adalah hujan kesekian di bulan Juni. Bersamaan dengan mendung yang yang diikuti dengan guyuran hujan, perasaanku berubah. Aku merindukan banyak hal. Perlahan-lahan aku mulai menghadirkan wajah-wajah yang dulu sering kuhabiskan waktu bersama, entah secara virtual atau nyata. ...

Menjadi Manusia: Perpisahan (Untuk Eril)

Dengan damai, kamu pulang dalam dekapan Aare. Dengan izin Tuhan, kamu berkelimpahan doa-doa. Kalau saja kamu lihat, doa-doa itu bergerak seperti lesatan anak-anak panah. Cepat. Menuju langit.  Dari kamu dan kisah-kisah perpisahan yang lain, membuat diri belajar bahwa siapa pun yang ada dalam hidup kita, cepat atau lambat, akan berada pada titik lambaian tangan. Tanggalnya sudah tercatat. Hanya saja kapannya akan selalu menjadi rahasia hingga hari itu tiba.  Aku pernah menulis bahwa sebaik apa pun persiapan kita terhadap sebuah perpisahan, sejatinya kita tidak akan pernah siap.  Perpisahan yang sudah disiapkan saja kita runtuh, apalagi yang tanpa pamitan?  Pada suatu hari, bunga-bunga di hati kita bisa bermekaran indah. Di hari yang lain, bunga-bunga itu bisa tiba-tiba raib entah ke mana.  Hidup selucu dan sepenuh kejutan itu. Namun, beberapa hal lucu dan kejutan bisa membuat kita senang, beberapa lainnya meninggalkan duka mendalam.  Aku belajar sesuatu dari...

Menjadi Manusia: Merayakan Ketidaksempurnaan

  Hari ini, 7 Juni 2022, usai berdandan rapi, lalu siap pergi bekerja, ada benih perasaan bahagia yang perlahan tumbuh. Pagi tadi, aku cukup bersemangat akan menjalankan hari. Pikiran berasumsi bahwa hari ini semua akan baik-baik saja dan menyenangkan. Pokoknya sempurna. Titik. Namun, beberapa langkah setelah meninggalkan rumah, aku memencet tombol cancel pada aplikasi ojek online yang sudah kupesan sebelumnya tepat ketika si pengemudi tiba di depan mataku. Bukan tanpa alasan aku menekan tomboh cancel itu. Sebelum membatalkan pesanan, kulihat durasi menunggu yang awalnya tiga menit menjadi lima menit. Kok malah menjauh, ya? Kupikir. Jadi, kalau cancel pun rasanya tidak apa-apa. Toh si pengemudi belum tiba. Aku tahu dan aku akui ini adalah bentuk keegoisan. Pasalnya, seperti yang tadi aku ceritakan, ketika aku memencet tomboh cancel , pengemudi itu tiba. Tentu saja beliau kecewa dan aku merasa bersalah. Setelah itu, aku meminta pesan ulang di tempat kepadanya. Barulah kami men...

Curhatan Bermedia Sosial - Insecure VS Feeling Motivated

Ada dua perasaan yang muncul ketika aku scrolling up timeline di Instagram; insecure dan feeling motivated. Apakah keduanya bisa dirasakan bersamaan? Atau justru sebaliknya? Entah, aku sendiri belum bisa menjawab. Namun, aku menyadari suatu hal, saat perasaanku sedang tidak baik-baik saja, rasa insecure seperti membakar habis seluruh jiwaku. Ini pernah terjadi. Perasaanku sedang kacau, dan melihat segala informasi yang melimpah di beranda media sosial bikin aku mabuk. Akhirnya, seminggu aku kabur dari beberapa media sosial, terutama instagram.  Saat perasaanku baik-baik saja, aku bisa termotivasi dengan beberapa postingan yang lewat di mataku. Aku bisa menata rasa bahwa kelak aku akan begini dan begitu. Dan ketika kamu terbius dengan perasaan itu, ada sesuatu yang membawa jiwamu melihat yang kamu impikan begitu dekat.  Jika aku bisa mengajukan saran--saran ini pun sedang aku lakukan dan upayakan dalam bermedia sosial instagram--ikuti akun-akun yang memberi nutrisi untuk jiwamu...