Hari ini, 7 Juni 2022, usai berdandan rapi, lalu siap pergi bekerja, ada benih perasaan bahagia yang perlahan tumbuh. Pagi tadi, aku cukup bersemangat akan menjalankan hari. Pikiran berasumsi bahwa hari ini semua akan baik-baik saja dan menyenangkan. Pokoknya sempurna. Titik. Namun, beberapa langkah setelah meninggalkan rumah, aku memencet tombol cancel pada aplikasi ojek online yang sudah kupesan sebelumnya tepat ketika si pengemudi tiba di depan mataku. Bukan tanpa alasan aku menekan tomboh cancel itu. Sebelum membatalkan pesanan, kulihat durasi menunggu yang awalnya tiga menit menjadi lima menit. Kok malah menjauh, ya? Kupikir. Jadi, kalau cancel pun rasanya tidak apa-apa. Toh si pengemudi belum tiba. Aku tahu dan aku akui ini adalah bentuk keegoisan. Pasalnya, seperti yang tadi aku ceritakan, ketika aku memencet tomboh cancel , pengemudi itu tiba. Tentu saja beliau kecewa dan aku merasa bersalah. Setelah itu, aku meminta pesan ulang di tempat kepadanya. Barulah kami men...