Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 29, 2020

Menjadi Manusia : Kita Baik-baik Saja

“I lost my mom and my job, too. But, it’s okay.” Tukas Willy, teman lamaku saat kami mengobrol lewat whatsapp. Obrolan yang semula soal cinta dan mantan, akhirnya melebar kemana-mana. Kami berbagi cerita, berbagi saran dan nasihat tentang pernikahan yang padahal kami berdua masih jomblo. Menyenangkan sekali ketika kita bisa mengambil sesuatu dari perbincangan santai. Dan aku suka terlibat di dalamnya. “Hope things get better. Karena kita semua sedang tidak baik-baik saja,” balasku dengan perasaan yang aneh. Aku tahu, temanku itu sedang tidak baik-baik saja. Dia sedang hancur. “Iya, Gw mikir bukan cuma Gw yang lagi susah sekarang. Gw bersyukur masih ada rumah buat tidur.” Katanya lagi. Aku bisa menangkap, tidak hanya sebuah rumah saja yang Willy syukuri, tetapi juga para sahabat yang juga selalu mengelilingi. Saat itu, aku sadar. Saat segala hal sedang tidak baik-baik saja, ada hal-hal lain yang patut kita syukuri. Dan itu membuat kita baik-baik saja. *** Esoknya matahari me...

Menjadi Manusia : Kita Sedang Tidak Baik-baik Saja

Rabu, 27 Mei 2020 kemarin adalah hari di mana akhirnya setelah kurang lebih tiga bulan diam di rumah saja, aku keluar rumah dengan jarak yang cukup jauh : Jakarta. Ada rapat penting yang harus dihadiri. Kalau boleh aku bilang, cukup darurat. Saat tiba di stasiun, kutatap langit. Langit cerah biru. Awan menggantung menghias langit. Udara cukup baik. Bersih. Namun, suasana stasiun sepi. Ada tiga orang polisi yang berjaga di sana. Para petugas menggunakan face shield . Ada pengukuran suhu tubuh digital. Aku kembali menghampiri Commuter Vending Machine untuk mengisi ulang kartu KMT yang saldonya tinggal Rp3000 saja. Aku kembali melewati mesin tapping . Kulihat ada beberapa wastafel berjejer yang sebelumnya tidak ada samasekali, kecuali di toilet. Dan aku menyempatkan diri untuk mencuci tangan sebelum akhirnya melangkah menuju peron.   Saat kereta melaju, perasaanku aneh. Gugup sekali. Laiknya baru pertama kali naik kereta. Pikiranku sibuk dengan dunianya. Tak terasa, mataku berkac...