Mataku meninggalkan jejak kesedihan semalam.
Lagu-lagu tentang cinta yang seharusnya membuat orang yang mendengar dibuai asmara, berubah menyedihkan. Semua liriknya mengundang duka sebab tidak seperti yang diharapkan. Sedangkan lagu-lagu tentang patah hati terdengar semakin suram. Setiap kata dalam liriknya menguarkan aroma kematian. Maafkan jika aku berlebihan. Yang sedang patah hati memang seringnya menjadi seorang yang paling menderita, berubah menjadi aneh dan bodoh dengan segala tingkahnya.
Aku membalas sekenanya saat Dion mengirim undangan lewat WhatsApp kemarin. Memberikan doa dan selamat, serta tersenyum. Lebih tepatnya pura-pura tersenyum. Sungguh melelahkan bukan ketika kau harus berpura-pura?
"Jangan lupa hadir, ya. Sekalian kamu bisa travelling." Balas Dion dengan menambahkan emoticon senyum di ujung pesannya.
Aku tidak lagi membalas apa-apa.
Meski sedang patah, hidup harus tetap berlanjut. Aku harus kembali bekerja. Sambil menunggu mobil temanku datang (aku berangkat kerja dengan menumpang di mobilnya bersama dua teman lainnya), aku duduk di sebuah halte. Aku menatap pilu pada sebuah jam digital raksasa yang menempel di ujung atas bangunan sebuah hotel. Jam itu berkedip-kedip hampir menunjukkan pukul delapan pagi.
Ah hotel itu, jam itu.... Semuanya memiliki kenangan sejak 2018 silam. Dan tanpa sadar kurawat setiap kali melewatinya. Terutama sebuah tempat di seberang hotel itu; terminal bus Damri.
Mataku berkaca-kaca. Menahan tangis. Ketika pertahanan jebol, aku hanya mampu pura-pura mengucek mata karena kelilipan debu jalanan atau pura-pura menguap. Orang-orang pasti akan menatapku aneh jika mereka menemukan seorang gadis tengah menangis di sebuah halte pagi-pagi.
Saat temanku tiba dengan mobilnya, aku segera duduk di bangku paling belakang. Sendirian. Bagus! Aku tidak ingin "diganggu".
Di perjalanan menuju Ibu Kota, aku diam seribu bahasa. Mulutku terkunci otomatis. Berputar sebuah lagu di telingaku. Liriknya sungguh sembilu. Ya, sebuah lagu kehilangan, patah hati, atau semacamnya. Itulah salah satu kebodohan orang yang patah hati. Mereka gemar membuat hatinya semakin tersayat. Sambil menyandar pada kursi mobil, kusangga kepala dengan lengan mengepal. Pandangan mengarah pada langit. Awan menggantung yang terkadang membuat langit menjadi suram.
And now your song is on repeat
And I'm dancin' on to your heartbeat
And when you're gone, I feel incomplete
So if you want the truth
Lagu yang sedang didengarkan mengundang segala kenangan. Mataku berkaca-kaca lagi. Kepala terasa sakit karena berusaha menahan tangis. Leher seperti ada yang mencekik.
I just wanna be part of your symphony
Will you hold me tight and not let go?
Symphony
Like a love song on the radio
Will you hold me tight and not let go?*)
Air mata menetes. Aku tak pernah menjadi sebuah simfoni dalam kehidupannya.
Ya Allah... sakit sekali.
*) Symphony - Clean Bandit ft. Zara Larsson
Komentar
Posting Komentar