Belakangan saya menyadari bahwa setiap kita di muka bumi ini telah di tempatkan dalam kendaraan yang berbeda-beda untuk menjalankan hidup. Ada yang di tempatkan di pesawat, mobil, bus, kereta, motor, bahkan becak. Dan tentu saja rute dan next stop nya pun berbeda-beda.
Ada yang lulus kuliah cepat, tapi tidak langsung dapat pekerjaan. Ada yang belum lulus kuliah, tapi penghasilannya sudah mentereng. Ada yang sudah menikah, tapi tidak langsung dikaruniai anak, tapi di sisi lain Allah menganugerahkan hal-hal baik untuk pasangan tersebut. Ada yang belum mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah, tapi kemudian ada seseorang yang datang melamar dan mengubah nasibnya. Ada yang langsung mendapatkan pekerjaan, banyak berkarya, tapi belum bertemu dengan jodohnya. Kalau saya tulis semua kondisi-kondisi yang lain, tulisan ini tidak akan kelar-kelar. 😅
Titik akhir dari perjalanan setiap kita adalah kematian. Dan dari semua itu, yang harus digaris bawahi adalah menikmati perjalanannya. Baik cepat atau lambat. Tidak perlu terus menerus menatap perjalanan hidup orang lain dan mengomentarinya. Nikmati saja perjalananmu. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah. Sebab, kalau hanya fokus ke destinasinya saja, rasanya kita tidak akan belajar makna dari perjalanan yang dilewati. Yang ada justru malah terlalu banyak mengeluh dan khawatir, serta kerap membandingkan dengan perjalanan orang lain, hingga akhirnya syukur pun sulit terucap.
Saat ini, ketika menulis tulisan ini, saya sedang duduk bersandar pada kendaraan yang sudah Allah pilih. Menikmati setiap pemandangan yang berlalu di hadapan mata. Mengapresiasi setiap orang yang saya temui dalam perjalanan hidup saya. Siapa pun dia. Sebab saya yakin, tidak ada yang kebetulan. Segala hal yang ditemui, sudah dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki makna dan maksud tersendiri dalam kehidupan kita.
Saya luaskan syukur sambil menanam yakin bahwa Dia adalah sebaik-baik Perencana. Intinya, tetap bergerak dengan ikhlas, pupuk terus afirmasi positif dalam jiwa. Tidak apa-apa jika di perjalanan kita menemukan hal yang tidak enak. Toh, bukankah memang itu yang dinamakan petualangan?
Komentar
Posting Komentar