Langsung ke konten utama

Kiat-kiat Ambil Foto Pakai Kamera Handphone

Assalamua’alaikum, guys!

Hari ini aku mau bagi-bagi (sedikit) ilmu soal ambil foto pakai kamera handphone. Nah, ini cocok banget buat kamu yang mau jadi fotografer tapi masih bokek alias belum punya kamera yang cetar membahana ( apa sih, gue...). Jadi apa salahnya kita mulai dari level bawah dulu. Iya, gak? (Iya aja udah. Hahaha.)  Oke kita langsung aja. Check it out!

Tulisan ini hadir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dateng ke aku setelah melihat hasil foto di instagram (jangan lupa follow, ya instagram @aulia_alver ? sekalian promosi). Oh, ya, perlu kalian tahu aku ini masih amatiran.  Jadi mohon maaf, masih banyak kekurangannya. So, jadi kita sama-sama belajar, ya.... Sebagai informasi saja, Handphone yang aku pakai itu adalah Xiomi Redmi 3.  Hahaha.

 Ambil foto dari berbagai sudut pandang (angle)


Nah, ketika kalian mau ambil foto suatu objek, cobalah untuk mengambil gambar dari berbagai sudut pandang. Entah dari samping kanan atau kiri, depan atau belakang, bawah atau atas (menggunakan alat bantu tongsis). Artinya jangan ambil gambar hanya sekali jepret. Ambillah dari berbagai sudut. Setelah melihat hasilnya kalian bisa memilih mana foto yang terbaik.

Foto dengan objek kupu-kupu di bawah ini diambil dari berbagai sudut.




 Cari Momen

Apa maksudnya cari momen? Bagiku penting banget (gak banget-banget, sih) foto yang diambil memiliki cerita atau makna (Eaaaaa...). Jadi tidak asal foto saja suatu objek. Meskipun beberapa “cerita” tersebut gak penting-penting amat. Contohnya foto bunga. Namun, untuk kamu yang ambil foto pada suatu acara, menurutku ada baiknya mencari momen yang berharga suatu objek untuk dibidik. Kiat ini cocok diterapkan agar foto yang dihasilkan tidak “mati cerita”.

Kedua foto di bawah ini di ambil secara candid.

Foto seorang anak sedang mengambil buku
Foto seorang lelaki sedang beribadah















     Fokus!

Fokus itu penting banget buat kalian yang ingin menghasilkan foto yang detail. Sehingga ketika di-zoom fotonya tidak pecah. Saat kalian mau ambil suatu objek kecil (misalnya serangga atau bunga) yang memang hasil yang diharapkan adalah detail, jangan lupa untuk fokuskan kamera kepada objek (Sefokus-fokusnya. Awas gagal fokus! Wkwkwk). Untuk mengambil gambar pakai kamera handphone, biasanya kita harus menyentuh layar pada bagian objek yang ingin kita fokuskan. 

Foto embun tersebut merupakan hasil dari foto yang fokus. Ketika di-zoom, foto tidak pecah.


Berani Gak Tahu Malu

What?! Apa?! Maksudnya apa, nih? Begini, guys, terkadang ketika ingin mendapatkan hasil foto dari suatu angle yang kita inginkan, maka kita harus gak tahu malu. Lebih-lebih kalau objek yang difoto berada di area publik. Kadang-kadang aku sendiri harus berpose jongkok, hampir tidur, jinjit, nungging dan berbagai macam gaya lainnya ketika hendak ambil foto dari angle yang aku inginkan. Tapi tetep jaga sikap, ya? J

Editing

Edit itu penting, guys, untuk mempercantik foto. Tapi jangan pula terlalu ekstrim, ya? (Hahahah!)

Oke, guys, kurasa itu saja kiat-kiat mengenai motret pakai kamera handphone dari fotografer amatiran, hahaha. Sebenarnya masih ada yang ingin dibahas. Tapi mungkin lain waktu. Oke? Semoga bermanfaat, ya! 
Stay Positive! Cheers!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebahagiaan Bertumpu pada Sate Ayam Madura

Perbedaan adalah keniscayaan. Setiap orang punya definisi tentang sesuatu yang berbeda. Contohnya, bagi si A sukses itu bisa bangun di pagi hari tanpa mematikan alarm lagi. Menurut si B, sukses itu ketika dia bisa punya gaji dua digit. Definisi sukses menurut si A dan si B itu tidak salah. Dua-duanya valid menurut pendapat masing-masing. Pada suatu hari, aku bersama lima temanku terlibat dalam sebuah percakapan dengan seorang laki-laki dari generasi boomers. Laki-laki itu mulanya bertanya satu per satu tentang pekerjaan kami. Oh ya, kebetulan aku dan empat temanku (kecuali satunya), belum menikah, kebetulan juga kami masih single. Laki-laki tua itu seolah mengasihani kami. Pertama karena gaji kami belum mentereng (padahal salah satu dari kami itu ada yang sudah punya usaha sendiri dan mampu beli mobil). Kedua, tentu saja karena kami masih single. Status single seolah-olah adalah sebuah petaka bagi si generasi boomers itu. Dan aku rasa, banyak juga generasi boomers berpikir hal yang sam...

Big Why

Punya "why" dalam hidup itu penting, gw rasa. Sebab ketika lu sudah tahu jawaban dari why yang lu punya, itu berarti lu sudah tahu tujuan lu. Oh, ya, "why" atau "big why" ini adalah oleh-oleh dari sebuah live instagram yang gw lakukan saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni 2023 lalu. Dalam live itu, gw bersama dua narasumber ngobrolin seputar sampah yang kian hari makin mengerikan. Kalau gw simpulkan, kita perlu tahu big why kita ketika hendak melakukan sesuatu.  Meski konteks ini sedang membicarakan sampah, tapi gw rasa bisa ditarik ke dalam ranah kehidupan yang lebih luas. Ini menjadi hentakan spesial buat gw. Selama ini gw kerap memulai melakukan sesuatu, tapi kandas di tengah jalan. Entah gw belum menemukan alasan yang jelas terkait dengan tujuan dari apa yang gw lakuin atau memang mental dan motivasi gw masih lembek, alias masih ogah-ogahan. Omong kosong belakang. Contoh sederhananya, gw kerap ditanya ketika ngobrol random deng...

KOLAK PISANG NAIRA oleh Fitri Nurul Aulia

Waktu sudah menunjukkan pukul enam tiga puluh sore ketika aku dan kelima temanku baru saja keluar dari kantor. Artinya, sekitar tiga puluh menit lagi menuju adzan maghrib untuk berbuka puasa. Sambil berjalan cepat, sesekali aku melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. “Sepertinya kita akan buka di jalan nih.” Kataku pada teman-teman. “Iya juga ya,” kata Raihan, salah satu temanku. Kami berhenti di sebuah taman kota, kemudian kami duduk di sebuah bangku kayu panjang. Aku sapu pandanganku mencari santapan untuk berbuka. Aku menyeringai senang, “Di sana ada bazar ramadhan tuh! Bagaimana kalau aku kesana?” Aku menatap sebuah tenda putih memanjang di seberang jalan. Teman-teman mengiyakan tawaranku. Aku segera melesat menuju bazar ramadhan di seberang jalan sana. Ketika sampai, aku celingak-celinguk, semua makanan sudah habis terjual. Sedikit kecewa. Aku putar pandanganku menatap teman-teman yang sedang menunggu di seberang jalan sana, berharap aku kembali ...